Kamis, 06 Januari 2011

dampak ACFTA terhadap UKM

Jakarta Pemerintah mengaku belum bisa memprediksikan seberapa besar dampak pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas Asean-China (ACFTA) terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanah Air.
Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan mengatakan dampak perdagangan bebas tersebut akan signifikan jika dievaluasi setelah melewati semester pertama tahun ini. Menurut dia, pengkajian sudah dilakukan oleh pejabat terkait di institusinya.
"Setelah itu kami baru bisa memperkirakan trennya, apakah berdampak luar biasa bagi UKM kita atau tetap stabil seperti biasa, sebab hasil paling rasional menilai dampaknya pada Maret, dan paling signifikan pada semester pertama.
Dia mengemukakan evaluasi tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa hanya berdasarkan hipotesis di masyarakat dan media massa. Oleh karena itu, lanjutnya, hasil kajian harus berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. "Akan kita buktikan apakah dampaknya terasa bagi UKM."
Evaluasi atau kajian atas dampak ACFTA terhadap UKM tidak bisa dipaksakan karena sampai kuartal pertama 2010 pun belum bisa dipastikan, apalagi pada bulan kedua tahun ini.
Perebutan pangsa pasar Selain itu, dia juga mengatakan Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Pengkajian UMKM tengah mengkaji persentase besar kecilnya pangsa pasar yang direbut oleh produk China dan negara Asean lainnya setelah ACFTA diberlakukan. "Selain itu kami akan mengusulkan anggaran APBN-P untuk program khusus dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan kemampuan SDM KUMKM dalam menghadapi ACFTA.
Instansi tersebut juga berencana mengembangkan industri kreatif serta menambah alokasi anggaran pembinaan bagi pengembangan usaha, pasar tradisional dan sektor lain terkait dengan sejumlah produk yang masuk dalam kesepakatan ACFTA. Untuk menyikapi ACFTA sekaligus melindungi para pelaku UKM di dalam negeri, Menteri Koperasi sudah melakukan upaya strategis a.l. meningkatkan sosialisasi pemakaian produk dalam negeri, terus mendorong sinergi antara pengusaha menengah dan besar, meningkatkan kemitraan UMKM dengan pengelola pusat perbelanjaan, serta menciptakan iklim kondusif di pasar regional.
Dia meyakini tindakan ini akan berdampak positif jika masyarakat memberi respons dengan mencintai pemakaian produk dalam negeri. Untuk menyikapi persaingan pasar bebas itu Menkop mengaku telah terjun langsung ke beberapa sentra produk kerajinan sepatu, tas, industri kulit maupun tekstil di Bandung dan Jakarta. Dari hasil kunjungan lapangan tersebut, menurutnya, dampaknya belum terasa bagi usaha UKM.
Ringkasan Artikel Ini
OLEH MULLJA GINTING MONTHE Bisnis Indonesia jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar