Kamis, 16 Desember 2010

Ciri-ciri, kelemahan dan kekuatan ukm

Nama : Yuli Yanti
Npm : 31208464
Kelas : 3dd03

Ciri-ciri, kelemahan dan kekuatan ukm
Usaha Kecil
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pengertian Usaha Kecil yaitu: Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesua adalah sebagai berikut :
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
2.Ciri-Ciri Usaha Kecil
Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara umum adalah:
a. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam UKM.
b. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.
c. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang memiliki orientasi luarnegeri,berupaeksporkenegara-negaramitraperdagangan.
d. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.
3.Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil
Menurut Muhammad Taufiq, UKM memiliki ciri-ciri skala usaha kecil, padat karya, berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam, pelaku banyak, dan menyebar, sehingga dari ciri-ciri tersebut dapat diuraikan beberapa kekuatan dan kelemahan UKM sebagai berikut:
a) Skala usaha kecil
Salah satu karakter penting dari UKM adalah skala usahanya yang relatif kecil. Meskipun batas atas kategori usaha kecil adalah dengan omset maksimal 1 miliar, namun dalam kenyataannya sebagian besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah 500 juta. Mengacu pada argumentasi bahwa salah satu sumber keunggulan adalah melalui economies of scale, maka akan sulit bagi usaha berskala kecil secara individual untuk bersaing dengan usaha berskala besar dalam suatu aktivitas bisnis yang sama.
b) Padat karya
Produk usaha berskala kecil pada umumnya sangat padat karya. Kegiatan produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja sebagai konsekuensi dari aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri hand made. Produk UKM yang bersandar pada keahlian dan keterampilan tangan ini membawa konsekuensi pada kurangnya aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi. Disamping memiliki kelemahan, aktivitas bisnis yang mengandalkan keterampilan individu tentu juga memiliki keunikan, sehingga mendapat pasar yang tersendiri. Keunikan produk UKM dapat dikembangkan sebagai sumber keungulan menghadapi produk-produk yang berbasis pabrikasi (produk cetak).
c) Berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam.
Salah satu ciri dari orientasi berusaha di kalangan UKM pada umumnya adalah lebih kepada upaya melakukan aktivitas apa yang bisa dilakukan dengan sumberdaya yang ada, ketimbang memproduksi sesuatu yang diminta oleh pasar. Dengan kata lain aktivitas usaha UKM lebih kepada production oriented, memproduksi sebaik mungkin apa yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada ketersediaan sumberdaya yang ada. Karakter aktivitas bisnis UKM seperti ini menghasilkan produk-produk unggulan yang komparatif pada masing-masing wilayah. Kebersinambungan usaha yang berbasis sumberdaya alam tentu sangat rentan, manakala UKM terlibat dalam aktivitas produksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak terbaharui.
d) Pelaku banyak
Karena hampir tidak ada barrier to entry pada aktivitas bisnis UKM, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen, perlindungan hak intelektual, maka sangat mudah bagi masyarakat untuk masuk ke dalam industri yang digeluti oleh UKM. Sebagai konsekuensinya relatif sangat banyak pelaku bisnis UKM dalam sektor dan kegiatan bisnis tertentu. Di satu sisi struktur usaha seperti ini sangat baik untuk mendorong kompetisi, tetapi di lain pihak UKM sering dihadapkan pada kondisi dimana banyak UKM sebagai produsen menghadapi kekuatan monopsonis.
e)Menyebar Aktivitas bisnis UKM dapat dijumpai hampir diseluruh pelosok tanah air serta diberba


sumber : id.shvoong.com › Ilmu Sosial › Ilmu Ekonomi

Sabtu, 11 Desember 2010

produk dan jasa

Nama : Yuli Yanti
Npm : 31208464
Kelas : 3dd03


Produk dan jasa ukm
Aspek marketing dalam bisnis mengambil peran yang penting dalam menentukan apa yang akan anda jual dan bagaimana menjualnya. Ini terkait bagaimana perusahaan memasarkannya dirinya. Apa yang dihasilkan dalam bisnis anda adalah refleksi dari perusahaan anda secara keseluruhan. Dengan kata lain, produk anda bisa jadi merk perusahaan, dan perusahaan dapat memberikan brand untuk dirinya sendiri seperti Coca-Cola atau Starbuck"s Coffee. Apakah produk yang anda hasilkan adalah layanan listrik atau yang lainnya, sasaran anda adalah untuk membangun dan menjual produk yang berkwalitas yang akan menjadi brand perusahaan. Pada dasarnya, kita perlu membangun perangkap yang lebih baik!
Mengapa Starbuck"s coffee lebih besar daripada Gloria Jeans"Coffee atau Seattle"s Best Coffee? (Baru-baru ini Starbucks telah membeli Seattle"s Best Coffee). Saya yakin beberapa diantaranya terkait dengan investasi modal dan waktu, namun kesuksesan Starbuck meruapakan hasil dari menjual kopi sebagai brand dan mengembangkan brand sehingga terkenal. Ini yang disebut dengan kesadaran brand dan pengakuan brand. Kita semua menyadari keberadaan Starbuck dan mengakui perusahaan sebagai brand. Sebagai konsumen, kita sangat aware dengan brand, meskipun tanpa kita sadari. Misalnya, apakah singkatan GE? Kebanyakan konsumen akan mengatakan, GE menjual mesing cuci.Kenyataannya, GE lebih menekankan pada mutu produk yang mereka hasilkan, sehingga konsumen akan terus membeli produk yang dihasilkan GE, apakah mesin cuci, perlengkapan rumah tangga, jasa keuangan, atau mesin pesawat. Sebagai konsumen, persepsi kami adalah GE menghasilkan produk bermutu tinggi.
Jadi, apa yang membedakan produk anda dengan kompetitor? Ada yang mengatakan harga anda harus jauh berbeda dari orang lain. Ini belum tentu benar, karena harga dapat mempengaruhi persepsi produk anda. Konsumen mungkin akan mengartikan harga produk sebagai refleksi mutu produk. Berhati-hatilah dalam menentukan harga produk.
Konsumen adalah orang yang sensitif: Jika anda melakukan hal yang membuat mereka kesal, akan membuat mereka meninggalkan anda. Jadi apa yang membedakan anda dengan pengusaha serupa? Bisa jadi harga, layanan, atau mutu. Produk anda haruslah unik dan memenuhi kebutuhan konsumen. Misalnya, jika anda seorang dokter, pengacara, mekanik, anda mampu memasarkan diri anda. Setiap orang memerlukan keahlian anda. Ingatlah, bahwa tidak seorangpun yang menginginkan layanan buruk, harga tinggi, atau mutu jelek. Sebaliknya, beberapa konsumen akan kembali ke perusahaan pertama yang mereka lihat di yellow pages atau internet. Jadi, sasaran anda seharusnya membedakan produk anda dengan menghasilkan produk atau jasa yang bermutu sehingga anda akan menjadi orang yang pertama kali dituju ketika konsumen memerlukan jasa/produk anda.Ada banyak "hambatan memasuki" yang dihadapi para penjual agar kompetisi tetap pada jalurnya. Apa saja hambatan tersebut?
Penempatan terkait dengan jaringan distribusi dimana anda akan menjual produk. Misalnya, jika anda ingin memiliki toko kue yang sukses, dan anda ingin mengembangkan bisnis dengan menawarkan roti tidak hanya pada pelanggan setia anda, kemana anda harus menjual? Mungkin hanya menjual di sekitar lingkungan anda, tapi misalkan anda ingin mengembangkan bisnis dan mulai menjualnya di toko roti di pertokoan atau kantin universitas. Penempatan menunjukkan arah distribusi.
Strategi lainnya yang membedakan anda dengan yang lain, adalah layanan. Jika anda memperlakukan konsumen dengan buruk atau tidak perduli dengan mereka setelah membeli produk anda, maka hanya menunggu waktu, perlahan mereka akan meninggalkan anda. Komentar dari mulut juga merupakan alat marketing yang efektif.
Sekali lagi, jika anda tidak memiliki produk yang unik seperti yang dilakukan Microsoft 20 tahun yang lalu, anda harus memperhatikan kepuasan pelanggan. Kita harus menggandalkan kata-kata positif dari mulut ke mulut. Ini adalah iklan terbaik dan murah yang dimiliki pengusaha kecil. Mutu produk dan mutu layanan yang diberikan juga harus diperhatikan.
Apapun yang anda lakukan untuk mengelola bisnis harus membentuk brand. Ketika anda mengadakan meeting dengan staff, tanyakan pada mereka untuk memikirkan dampak dari brand anda. Karena staf anda bertemu dengan konsumen, dan mereka harus memikirkan cara untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen.
Ketika kita memikirkan marketing, hal pertama yang kita pikirkan adalah agar nama kita dikenal. Ini yang disebut dengan promosi, tentang mendapatkan nama baik diluar sana. Anda mempromosikan perusahaan anda dan mempromosikan satu jenis produk atau keseluruhan produk yang anda miliki. Memasarkan perusahaan atau produk melalui iklan cetak dan billboard memerlukan dana yang besar. Tapi yang ingin saya pastikan adalah anda memahami nilai dari pemasaran perusahaan atau produk yang baik dibandingkan hanya menyetujui anggaran pengiklanan.
Anda harus memahami apa yang ingin disampaikan pada konsumen mengenai anda dan usaha. Mereka ingin mengetahui iapa anda dan apa yang anda jual. Konsumen juga ingin tahu mutu produk anda, dan mereka juga ingin tahu apakah perusahaan cukup bagus dalam hal tersebut. Informasi tersebut hanya didapatkan dari pengalaman yang didapatkan dari produk dan perusahaan anda. Pikirkan hal ini: Anda tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua pada saat membuat kesan pertama.
Ketika anda telah siap mengiklankan, penting bagi anda untuk tahu apakah anda memiliki produk atau jasa yang unik dan apakah produk atau jasa anda berkwalitas. Yang terpenting, anda harus bisa memuaskan kebutuhan konsumen. Apakah anda tahu apa yang dibutuhkan konsumen dari anda?
Anda harus tahu isi bisnis sebelum anda mengenalkannya ke publik. Bagian dari proses ini mencakup beberapa bentuk manajemen, kebanyakan adalah marketing. Yang berarti memasarkan produk yang tepat di saat yang tepat. Kita dapat memasarkan produk secara langsung pada kelompok konsumen tertentu, tapi kita tidak dapat melakukannya sampai kita tahu apa yang kita jual, bagaimana menjualnya, mutu yang kita berikan harapan konsumen dan harapan anda. Konsumen dapat mengatakannya jika anda tahu apa yang sedang terjadi pada bisnis anda berdasarkan bagaimana anda memasarkan produk.
persepsi konsumen dapat menciptakan atau merusak bisnis anda, kecuali anda memiliki keuntungan suplai dan permintaan. Perhatikan kebiasaan membeli anda ketika anda ke berbelanja, perhatikan perilaku belanja. Mengapa anda membeli barang yang anda beli?.
Pemasar memerankan stimuli tertentu yang menimbulkan reaksi konsumen. Sebagai pengusaha, anda harus menciptakan stimuli yang menciptakan pasar untuk memperluas konsumen. Buatlah sesuatu yang berbeda pada produk atau jasa anda
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dari produk atau jasa yang ditawarkan, merek dapat dikelompokan ke dalam 3 jenis, yaitu :
1. Merek Fungsional (Functional Brand)
Merek fungsional adalah merek-merek yang dirancang untuk menghasilkan persepsi terhadap kinerja ataupun nilai ekonomis dari sebuah produk atau jasa. Misalnya saja Anda mendirikan sebuah jasa pengetikan dengan nama KILAT. Orang lalu mengenal jasa pengetikan KILAT sebagai jasa pengetikan yang tercepat dibanding jasa pengetikan lainnya. Maka boleh dibilang Anda telah berhasil membangun merek fungsional bagi bisnis Anda itu.
2. Merek Citra (Image Brand)
Biasanya merek ini memberikan manfaat berupa keuntungan bagi si pemakai merek untuk mengekspresikan diri mereka. Merek dianggap akan mampu mendongkrak citra dari si pengguna produk atau jasa. Misalnya Anda akan membangun usaha butik untuk kalangan atas dengan nama KAYA. Setiap orang yang berkunjung dan membeli produk dari butik KAYA akan merasa citra diri dan status sosial mereka akan naik di mata teman-temannya. Nah, KAYA inilah yang disebut dengan Merek Citra.
3. Merek Eksperiensial (Experiental Brand)
Anda pergi ke sebuah restoran tempoe doeloe. Di restoran itu Anda merasakan suasana yang berbeda. Anda seperti diajak mengenang masa lalu. Bangunan, penyajian, serta makanannya terasa sangat tradisional di ujung lidah Anda. Segalanya pada restoran itu membuat Anda merasa betah dan selalu ingin kembali mengunjungi restoran itu. Karena itu tempoe doeloe bisa Anda anggaap sebagai Merek Eksperiensial.
Pilihan merek mana yang akan Anda kembangkan bagi bisnis Anda, sangat tergantung dari jenis produk atau jasa apa yang hendak Anda pasarkan, bagaimana kekuatan para pesaing di bisnis itu, kelebihan apa yang dimilki oleh bisnis Anda, dan kesan yang bagaimana yang ingin Anda tanamkan pada benak konsumen.
Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang kini telah menjadi salah satu icon penting dalam kosakata pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UMKM) di negeri ini, memang masih memerlukan kajian mendalam dan menyeluruh dari segenap stakeholders untuk menemukan definisi yang tepat dan mampu merepresentasikan semua harapan. Tentunya kajian tersebut tidak lantas menyebabkan masing-masing pihak terjebak pada tataran wacana semata, namun merupakan proses yang sejalan dengan kiprah KKMB dalam dunia riil.
KKMB bagaikan kertas putih yang siapa pun dengan pengalaman yang dimilikinya bisa memberikan andil kemana arah, peran, dan fungsi dari KKMB. Namun tentunya tetap berpijak pada ide dasar pembentukannya, yakni sebagai jembatan (bridging) dan penghubung (arranger) antara pelaku UKM dengan kalangan perbankan.
Menarik pendapat yang disampaikan Noor Soetrisno, Deputi Menteri Negara Koperasi & UKM beberapa waktu lalu, bahwa keberadaan Business Development Service-Provider (BDS-P) yang notabene merupakan embrio dari KKMB, sangat diperlukan guna meningkatkan kemampuan UKM dalam memanfaatkan peluang lokal dan pasar global melalui pendampingan aspek-aspek non-financial, seperti akses teknologi dan pasar. Lebih lanjut Noor Soetrisno mengatakan, bahwa BDS-P yang dibentuk semestinya melalui mekanisme pasar, dalam arti terlahir karena adanya tuntutan kebutuhan dari pelaku UKM itu sendiri, bukan merupakan proyek pemerintah seperti yang selama ini terjadi.
Konsekuensinya, BDS-P atau KKMB diharapkan mampu menghidupi dirinya sendiri tanpa bergantung kepada subsidi dan dana proyek dari pemerintah. KKMB harus mampu menciptakan produk, mengemas, menawarkan, dan menjualnya kepada pelaku-pelaku UKM. KKMB harus mampu meyakinkan pelaku UKM sebagai target pasarnya, bahwa produk yang ditawarkan benar-benar akan mampu menghasilkan added value yang nilainya jauh lebih besar dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak bisa dipungkiri, banyak kalangan yang pesimis dengan argumen tersebut. Menurutnya, sulit dipercaya seorang konsultan bisa hidup layak hanya dengan mengandalkan pelaku UKM sebagai segmen pasarnya. Karena pada dasarnya, UKM belum terbiasa memanfaatkan jasa konsultansi untuk pengembangan bisnisnya. Malahan sebaliknya, keberadaan konsultan KKMB justru akan menambah beban bagi para pelaku UKM yang selama ini masih terpinggirkan.
Namun tidak sedikit pula pandangan yang berbeda. Seseorang yang memutuskan untuk membeli suatu produk, tentunya didasarkan pada pertimbangan bahwa produk itu profitable. Begitu pula dengan jasa konsultasi yang ditawarkan oleh konsultan KKMB. Apabila produk itu dianggap bermanfaat bagi pengembangan usahanya, tentunya para pelaku UKM akan memanfaatkan jasa itu.
Dalam menyongsong era perdagangan bebas, kebutuhan para pelaku UKM akan akses teknologi informasi, khususnya teknologi tepat guna, akses pasar, serta berbagai produc knowledge lainnya, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. UKM tidak bisa lagi hanya mengandalkan nilai orisinalitas dan tradisionalitas dari produknya, tetapi bagaimana melakukan inovasi sehingga produk dan jasa tetap diterima pasar (marketable). Dalam kondisi seperti itu, maka peranan KKMB sebagai pendamping UKM semakin dibutuhkan.
Lalu bagaimana agar KKMB mampu survive dan mandiri? Pertama, konsultan KKMB harus punya produk yang marketable. Kedua, mengingat segmen dan target pasar yang dipilih KKMB merupakan segmen pasar yang sangat elastis terhadap harga, maka strategi penentuan harga harus disesuaikan dengan kemampuan dan daya beli UKM itu sendiri. Harga yang terlalu mahal tentu akan memberatkan pelaku UKM, karena dari segi profitabilitas dan business size-nya masih sangat terbatas.
Ketiga, UKM sebagai institusi non formal sangat lekat dengan UKM sebagai person pemilik atau pengelolanya. Oleh karena itu libatkan unsur emosional dan pendekatan kekeluargaan dalam melakukan hubungan dengan UKM. Ketika seorang pemilik telah terpikat dengan personality konsultan, maka segalanya akan menjadi lebih mudah.
Strategi yang perlu dipertimbangkan adalah dengan bermain di kapasitas. Misalkan, seorang konsultan KKMB akan lebih baik melayani 4 UKM dengan pricing Rp 250 ribu per bulan per UKM, daripada melayani hanya satu UKM dengan biaya Rp 1 juta. Strategi tersebut dipandang lebih efektif, dengan tetap mempertimbangkan span of control.
Selain produk berupa layanan pendampingan atau konsultansi bisnis, ada beberapa produk yang biasa ditawarkan oleh konsultan KKMB, yaitu:
1. Produk layanan pembuatan proposal kredit, yakni menyusun sebuah proposal kredit yang komprehensif dan sistematis, serta sesuai dengan standar proposal yang diminati perbankan/investor. Dalam hal ini, KKMB akan mendapatkan biaya penyusunan proposal yang harganya disesuaikan dengan kemampuan UKM dan nilai kredit yang diajukan.
2. Produk layanan fund arranger atau fund bridging, yaitu layanan untuk membantu pelaku UKM guna mendapatkan pendanaan, baik dari lembaga keuangan maupun perorangan. Aktivitas yang dilakukan adalah dengan mengajukan proposal kredit dan membantu UKM dalam mempresentasikan kondisi usaha dan rencana pengembangannya. Dalam hal ini, konsultan KKMB akan mendapatkan arranger fee yang besarnya berkisar antara 1-3 persen dari plafon kredit yang disetujui.
3. Produk layanan monitoring dan supervisi kredit, yakni bekerjasama dengan kalangan perbankan untuk melakukan monitoring dan supervisi terhadap target grup pembiayaan atau kelompok usaha tertentu. KKMB biasanya memperoleh pendapatan dari prosentase tertentu atas total nilai kredit yang dikucurkan.
4. Pusat informasi bisnis, yakni menyiapkan secara sistematis information database berbagai kebutuhan UKM, seperti daftar alamat buyer/supplier, konsultan atau penyedia software/hardware, interior designer, ahli desain grafis, tenaga ahli pewarnaan, dan lain sebagainya. KKMB dapat memperoleh sumber income dari prosentase tertentu atas nilai transaksi yang terjadi.
5. Produk layanan pelatihan, dalam hal ini KKMB bisa berperan sebagai event organizer (EO) sebuah pelatihan yang penghasilannya dapat diperoleh dari presentase tertentu dari total anggaran tersebut. Selain berasal dari pelaku UKM (self financing), konsultan KKMB juga bisa memperoleh pendapatan dari sumber-sumber lain, baik sebagai tenaga counterpart, outsourching, ataupun joint program. Beberapa sumber yang dimaksud antara lain:
1. Dana PUKK BUMN, melalui program pelatihan dan pendampingan UKM mitra binaan BUMN yang bersangkutan.
2. Departemen teknis, dinas atau instansi pemerintah, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Disnakertrans, BKKBN, dan lain-lain melalui program pendampingan UKM, dana bergulir, dan pelatihan.
3. Perbankan (Bank Umum, BPD, BPR), melalui kerjasama supervisi dan monitoring kredit kepada UKM atau kelompok tani yang menjadi binaannya.
4. NGO/LSM, seperti USaid, AUSaid, Swisscontact, Merci Corp, Plan International, Asia Foundation, dan lain-lain, melalui program pemberdayaan UKM, atau aktivitas sosial-ekonomi lainnya.
KKMB sebagai konsultan pendamping diharapkan mampu tumbuh dan berkembang dengan tetap mengindahkan asas-asas profesionalisme layaknya sebuah lembaga profesi. KKMB diharapkan mampu menegakkan etika profesi yang senantiasa melindungi kepentingan UKM sebagai klien/mitranya diatas kepentingan yang lain. Segala pertimbangan dan perilaku bisnisnya selalu mengacu pada hubungan jangka panjang dengan tetap berpegang pada asas good corporate governance, yaitu:
transparansi, akuntabel, dan fairness. KKMB harus menjauhi pola pikir “proyek”, yang hanya terfokus pada anggaran, bersifat imparsial dan tidak mempertimbangkan sustainibilitas dari program.
Pada akhirnya, semua pihak berhak untuk turut memberi corak dan warna KKMB, mumpung masih berupa lembaran putih tak ternoda. Namun semua pihak tentunya punya tanggung jawab agar KKMB benar-benar mampu untuk menjadi salah satu solusi dari persoalan terbesar bangsa ini, yaitu bagaimana menumbuhkembangkan ekonomi nasional berbasis kerakyatan dan sekaligus memberantas kemiskinan.











Daftar Pustaka
www.leadershiparticles.net
www.bisnisukm.com